2013-03-20

Refleksi: Mathematics and Language 5

Matematika murni dan pendidikan matematika memiliki akar yang sama yaitu matematika. Keduanya sama-sama mempelajari ilmu matematika. Namun keduanya juga memiliki perbedaan sesuai dengan fungsinya. Matematika murni lebih menitik beratkan pada ilmu mutlak yang bersifat analitik. sedangkan pendidikan matematika merupakan ilmu yang mempelajari pola hubungan dengan lingkungan dan pemecahan masalah. Pendidikan matematika biasanya dipakai untuk mendidik siswa dalam memberi pelajaran di sekolah. Jika matematika murni ilmunya lebih mutlak, berbeda dengan pendidikan matematika yang memiliki 2 komponen pengalaman dan logika atau disebut sintetik a posteriori. Dalam pendidikan matematika keduanya harus saling berhubungan dan seimbang sehingga mengahasilkan bahan ajar yang dapat digunakan untuk mendidik siswa dengan baik.

Refleksi pertemuan ke 5: Matematika Dekat dengan Kita


Pembelajaran inovatif, hal itu yang selalu ditekankan oleh Bapak Marsigit di setiap mata kuliah matematika berlangsung. Pada pertemuan ke-5 tanggal 14 maret 2013 kemarin, Beliau memaparkan peneliatiannya tentang pembelajaran inovatif di negara Australia dan Jepang. Memang jelas terlihat sistem pembelajaran disana lebih maju dari Indonesia.
Semua yang ada dalam kehidupan memiliki tingkatan masing-masing, begitu pula matematika. Tingkatan dalam matematika yaitu konkret material, konkret formal, normatif dan yang paling tinggi spiritual. Spiritual ditempatkan pada tingkatan yang paling tinggi karena apapun agama maupun pekerjaannya harus memiliki nilai ibadah. Tanpa adanya nilai spiritual atau ibadah tersebut, maka tidak ada landasan yang dipakai atau acuan yang akan dituju sebagai tujuan tertinggi. Tanpa adanya tujuan, motivasi untuk menjadi lebih baik dan berkembang tidak ada pula. Sehingga kehidupan akan terasa datar, dan mengalami stucknasi.
Pengembangan pola pikir tersebut juga perlu disaring. Maksudnya tidak semua ilmu yang ada itu dapat mengembangkan pola pikir seseorang ke arah yang lebih baik. Dalam matematika, saringan pola pikirnya menggunakan saringan geometris. Sehingga menghasilkan dua bentuk lingkaran dan garis lurus. Kedua bentuk itu saling berkaitan. Lingkaran jika ditarik garis lurus akan membentuk spiral. Setiap titik spiral terdapat 3 macam komponen yaitu mendetail, membesar, dan spesifik. Hal itu dapat mengibaratkan hakikat hidup. Spiral tersebut merupakan  jejak bumi mengelilingi matahari. Bumi tidak pernah menempati tempat yang sama. Begitu pula dengan pembelajaran matematika harus terus mengalami perubahan atau inovasi-inovasi baru. Metode tersebut juga dapat diterapkan dalam kehidupan. Metode itu disebut metode hermenitika, yaitu menerjemahkan dan diterjemahkan. Maksudnya, untuk dapat mengerti apa yang menjadi kebutuhan siswa dan situasi serta kondisi saat itu, guru perlu menerjemahkan siswa, siswa menerjemahkan matematika apapun bentuk matematikanya.
Pembelajaran yang inovatif juga memerlukan inisiatif dan kreatifitas. Matematika dapat pula diibaratkan sebagai gunung berapi. Untuk mencapai puncak gunung, dibutuhkan banyak cara untuk mendaki dunung tersebut. Tidak bisa hanya dengan satu cara, misal dengan melompat begitu saja dapat mencapai puncak, pasti sangat sulit. Namun jika yang mendaki itu adalah orang yang sudah dewasa atau berpengalaman sudah pernah mencapai puncak gunung tersebut pasti akan lebih mudah mendaki kembali. Orang dewasa dalam hal ini guru yang tau sopan santun itu pasti turun ke bawah untuk menjemput siswa-siswa SD. Sehingga siswa tau bagaimana cara-cara untuk mencapai titik puncak gunung dari orang yang telah berpengalaman dan tau situasi dan kondisi gunung tersebut. Gunung berapi pasti mengeluarkan material-material yang dapat dimanfaatkan. Material tersebut harus diolah, dipilih, dan mengalami penambahan kandungan agar lebih bermanfaat. Begitu pula matematika murni, harus diolah agar dapat diterima dengan baik oleh siswa SD. Untuk siswa SD menggunakan matematika konkret atau lebih tinggi tingkatannya yaitu model konkret.
Siswa akan lebih mudah mempelajari matematika jika guru memberikan perkenalan awal materi kepada siswa. Sehingga siswa dapat menyiapkan mental maupun fisik untuk memulai belajar matematika. Siswa yang tidak siap belajar matematika akan mengalami gejolak yang dapat membuat stres siswa tersebut. Guru sebaiknya juga membuat simulasi mengajar dengan benda-benda konkret di lingkungan sekitar. Dimulai dari dunia nyata, pembentukan skema, kemudian pengembangan pengetahuan, dan yang terakhir format abstrak. Sebagai contoh, simulasi materi pecahan. Dalam dunia nyata menggunakan kue yang dibagi bagi yang kemudian dikembangkan hingga ke format abstrak.
Banyak benda-benda di sekitar kita yang berhubungan dengan matematika. Jadi untuk memaksimalkan pembelajaran matematika, seorang guru harus pintar-pintar dalam mengolah benda-benda konkret di sekitar sebagai sumber pembelajaran matematika. Sehingga pembelajaran matematika akan mudah dimengerti oleh siswa-siswa SD.

Refleksi : Video Pembelajaran Matematika SD kelas 2 di Jepang


Hanifah Mustikasari
12108244063
PGSD 2012 / 2F
            Sistem pembelajaran Matematika di Jepang memang sudah lebih maju dari Indonesia. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penayangan video proses pembelajaran matematika SD kelas 2 di Jepang pada perkuliahan PGSD kelas 2F tanggal 7 maret 2013. Dalam video tersebut terlihat bahwa pembelajaran matematika di Jepang memang sangat terkonsep, inovatif dan siswanya pun sangat aktif.
            Metode pembelajaran inovatif bermacam-macam, salah satunya adalah metode diskusi. Di Jepang telah menerapkan metode tersebut pada anak SD kelas 2. Dengan dibantu 2 orang guru (team teaching), siswa belajar materi perkalian. Guru pertama bertugas pembuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), guru yang lain memberikan pengarahan di depan kelas tentang materi yang akan didiskusikan. Guru menggunakan media pembelajaran atau LKS berupa tabel angka. Sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan apersepsi, kemudian memberikan pengarahan tentang materi yang akan dipelajari. Setelah pengarahan, siswa mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa disini adalah menemukan pola-pola perkaliannya sendiri sesuai hasil diskusi mereka. Ternyata, kelompok satu dengan yang lain memiliki hasil yang berbeda-beda. Dalam diskusi ini, guru mengawasi dan memfasilitasi siswa jika ada siswa yang mengalami kesuliatan maupun meminta pendapat atas hasil yang telah didiskusikan. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan atau menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Sementara itu kelompok lain menaggapi atau mengajukan pertanyaan pada kelompok yang sedang memaparkan hasil diskusinya. Dengan sistem seperti ini, siswa telah berlatih mengutarakan pendapat atau bahkan beradu argument. Siswa yang baru kelas 2 SD sudah mampu mengutarakan pendapatnya dan mempertanggungjawabkan pendapatnya tersebut. Jelas berbeda dengan yang di Indonesia.
            Untuk itu, tidak ada salahnya kita mengadopsi sistem pembelajaran yang ada di Jepang agar generasi muda di Indonesia terlatih untuk lebih kritis dan berani mempertanggungjawabkan pendapatnya. Namun, kita juga harus menyesuaikan kapasitas siswa di Indonesia. Tidak langsung sama sistemnya dengan yang ada di Jepang. Dengan membiarkan siswa memperoleh ilmunya sendiri, maka pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih terekam dalam ingatannya. 

Refleksi: News Update: Koalisi Pendidikan Menolak Kurikulum 2013 Tolak Perubahan Kurikulum Pendidikan


Setiap perubahan pasti menimbulkan kontroversi antara yang pro dengan yang kontra. Menurut saya, Pemerintah memang perlu melakukan riset lebih lanjut tentang perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013. Karena dampak dari perubahan ini tidak hanya satu intansi namun seluruh pihak di dalam dunia pendidikan. Jika perubahan kurikulum tersebut gagal maka akan sangat berpengaruh dengan perkembangan negara.
Usaha pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia memang tidak salah. Namun akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan pendidik, dalam hal ini guru. Pelatihan untuk guru sangat dibutuhkan untuk mencetak guru yang profesional, kreatif, dan inovatif. Untuk itu pemerintah harus lebih mempertimbangkan dan mematangkan kembali kebijakan barunya tersebut.

Refleksi: Mathematics and Language 7

Semua pengetahuan dan cara untuk membuat pembelajaran yang inovatif tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Untuk berkomunikasi yang baik butuh pengalaman berbicara di depan umum, pengalaman di berbagai forum. Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswa tentu akan dapat menyesuaikan gaya bahasa maupun gaya bicaranya. Sehingga siswa mampu menangkap pembelajaran dengan baik. Jelas terlihat bahwa peran komunikasi sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Guru juga harus pandai membaca situasi, jangan sampai dalam berkomunikasi guru terkesan dominan. Itu akan membuat siswa menjadi pasif. Oleh karena itu sebaiknya guru berkomunikasi dengan santai namun tetap sopan agar tercipta suasanan yang nyaman dan menyenangkan.

2013-03-12

refleksi (3) : Kunci Sukses Pembelajaran Metemetika ada pada Guru


Mencapai proses pembelajaran matematika yang sesuai dengan harapan guru maupun siswa tentu tidak mudah. Pembelajaran tersebut menuntut guru lebih inovatif. Guru harus dapat berpikir induksi dan deduksi secara bergantian sesuai dengan materi pembelajaran. Induksi merupakan proses berfikir didalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau peristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum. Deduksi merupakan proses pemikiran didalam akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berfikir dari hal ynag bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Perbedaan dari kedua penalaran tersebut adalah penalaran deduksi memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induksi menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Kedua penalaran tersebut sama-sama penting, namun tidak dapat digunakan secara bersama-sama, sehingga guru harus mampu menempatkan cara pikir yang sesuai dengan induksi atau deduksi secara bergantian.
Pembelajaran inovatif harus memiliki indikator inovatif itu seperti apa. Metode-metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran inovatif tersebut. Sehingga jika ada masalah yang dapat menghambat pembelajaran matematika pasti datangnya dari guru. Penggunaan metode yang salah pasti akan mempengaruhi proses pembelajaran. Metode yang digunakan pun harus bervariasi, yaitu dengan menggabungkan metode diskusi, latihan, praktek kerja, refleksi dll. Metode-metode tersebut memiliki kriteria agar memperoleh hasil yang tepat sasaran. Seperti halnya metode diskusi, guru sebaiknya membuat kriteria atau acuan agar proses diskusi tidak menyimpang jauh dengan materi ajar. Saat ini banyak guru yang mengaku sudah menggunakan metode diskusi dengan baik. Namun semua guru yang mengaku menggunakan metode diskusi tidak satupun menggunakan metode sesuai kriteria atau acuan yang ada. Ketika siswa berdiskusi sebaiknya guru memberi kesempatan untuk membiarkan siswa bertukar pendapat dengan kelompoknya. Itu juga merupakan tindakan sopan santun terhadap anak didik, sehingga siswa merasa dihargai keberadaannya. Untuk membantu menginovasikan pembelajaran tersebut, membaca berbagai variasi buku dan mencari refrensi sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu dalam menunjang proses pembelajaran.
Pembelajaran inovatif juga memerlukan adanya intuisi. Intuisi itu merupakan pemahaman atau pengetahuan  yang tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa didefinisikan baik kapan mulai dan seperti apa, jelas begitu saja melalui komunikasi material. Baik seorang anak maupun orang tua memiliki intuisi. Intuisi milik semua kalangan yang harus dikembangkan. Intuisi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang inovatif, yaitu dapat mempercepat, efisien, produktif, dan menyenangkan. Ada bebrapa macam intuisi, yaitu intuisi ruang, intuisi waktu, intuisi jarak, intuisi kebendaan dan intuisi kedalaman. Bingung adalah salah satu contoh kehilangan intuisi ruang. Intuisi diperoleh dari pergaulan melalui interaksi dengan lingkungan, keluarga, benda dll. Intuisi terdapat dalam hati, pikiran, ucapan dan tindakan. Dengan intuisi hati maupun pikiran yang baik maka akan menghasilkan ucapan maupun tindakan yang baik pula. Namun yang memprihatikan, saat ini banyak guru yang merampas intuisi siswa dengan royal, dengan menghambur-hamburkan definisi matematika. Contoh kongkrit dalam matematika sudah merupakan intuisi bagi siswa sekolah dasar. Untuk itu, guru sebaiknya menggunakan contoh-contoh kongkrit yang ada di lingkungan sekitar sehingga mudah diterima siswa. Siswa juga diajarkan untuk mandiri. Maksudnya belajar dengan cara sendiri, pengetahuan yang diperoleh sesuai apa yang diserap, sehingga memiliki gagasan sendiri dalam materi yang dipelajarinya tersebut.
Selain menjadi seorang guru bagi anak-anak didiknya, guru juga harus berperan penting dalam dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat. ilmu yang telah diperoleh akan lebih bermanfaat jika dapat dibagi dengan orang lain. Seperti halnya mengikuti seminar atau semacamnya. Guru yang dapat mengabdikan diri untuk pendidikan tentunya akan dapat dihargai pula oleh siswanya.
Semua pengetahuan dan cara untuk membuat pembelajaran yang inovatif tersebut tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Untuk berkomunikasi yang baik butuh pengalaman berbicara di depan umum, pengalaman di berbagai forum. Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswa tentu akan dapat menyesuaikan gaya bahasa maupun gaya bicaranya. Sehingga siswa mampu menangkap pembelajaran dengan baik.
Setelah dapat menerapkan sistem pembelajaran yang inovatif dengan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berkomunikasi dengan baik, guru dapat menjadi guru yang hakiki sehingga siswanya pun hakiki. Tidak hanya guru yang sebagai pegawai negeri saja yang hanya mengikuti kebijakan pemerintah, namun juga dapat menjadi guru yang dapat membuat perubahan di dunia pendidikan. Dari itu saya menyimpulkan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik itu penting. “change your mind, then change it again, because nothing is permanent”. Terus berinovasi untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi dan menjadi guru yang hakiki untuk siswa yang hakiki.

2013-03-05

refleksi: Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?


Kurikulum merupakan program yang direncanakan, diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat di katakan bahwa kurikulum merupakan program pendidikan bukan program pengajaran. Itulah kurikulum yang berlaku di Indonesia. Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah sehingga guru dan peserta didik hanya menjalankan kurikulum yang ada. Berbeda haalnya dengan kurikulum di London yang melibatkan siswa dalam membuat kurikulum. Hal itu memang terdengar aneh, bagaimana bisa seorang siswa apalagi siswa SD mampu ikut serta dalam membuat kurikulum? Namun hal itu mungkin terjadi di London, seperti observasi yang dilakukan bapak marsigit. Karena mereka menganggap kurikulum seperti RPP. Jadi apa yang menjadi kebutuhan siswa maka itu yang akan digunakan untuk pengembangan kurikulum.
Jika Indonesia belum bisa mengadopsi sistem pendidikan yang ada di London, maka sebagai seorang guru harus memiliki inisiatif inovasi mengajar sesuai kebutuhan anak didiknya. Anak didik adalah subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran. Perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap materi ajar juga menuntut guru harus pintar-pintar membuat LKS yang beragam pula. 

resource:

2013-03-04

PEMUDA INSPIRATIF



Islam mengajarkan banyak hal kepada umatnya. Dalam islam, semua pekerjaan dilandasi karena Allah. Maka dari itu, yakinlah bahwa Allah melihat dan memberikan balasan tentang apa yang kita lakukan. Setelah yakin akan hal itu, tentunya kita sebagai generasi muda akan melakukan hal yang positif. Salah satunya adalah menjadi pemuda yang inspiratif. Sebagai contoh yang sedang marak-maraknya diperbincangkan dan menjadi inspirasi banyak pemuda sekarang adalah Fatin Sidqia Lubis. Dengan hijabnya, Fatin yang masih berusia 16 tahun mampu membuktikan bahwa hijab bukan halangan untuk mengembangkan potensinya. Terbukti dengan lolosnya Fatin di sebuah ajang menyanyi terbesar di Indonesia dan mampu membuat para juri terkesan dengan suara dan gaya busananya yang memiliki cirikhas.
Kenapa kita harus menjadi pemuda yang inspiratif? Pemuda inspiratif adalah pemuda yang mampu mengembangkan potensinya. Dengan mengembangkan potensi kita mampu menentukan takdir kita. “Kembangkanlah kemampuanmu setinggi mungkin, sehingga Allah pun akan berkonsultasi dengan mu sebelum menentukan takdir-Nya untukmu”.
Menjadi pemuda inspiratif pastinya tidak mudah. Butuh pondasi keimanan dan idealisme untuk mencapai kesuksesan. Pondasi keimanan yang kita bangun harus benar-benar kuat karena podasi keimanan dapat luntur akibat beberapa hal. Untuk melatarbelakangi perubahan diri kita, harus dari hati. Dengan kemantapan dari hati maka pengaruh buruk yang kelak akan menghampiri kita tidak menjadi masalah yang berarti bagi kita.
Pemuda yang inspiratif lahir dari kesederhanaan dan pengorbanan. Sehingga keterbatasan tempat tidak mempengaruhi kapasitasnya untuk selalu berkembang. Pemuda inspiratif selalu memiliki rencana positif untuk kedepannya. Terkadang rencana itu berbentuk hayalan. Hayalan yang  akan menjadi motivasi untuk diwujudkan.
Perjalanan hidup untuk selalu berkembang terkadang tidak semulus yang kita bayangkan. Hambatan yang paling berat adalah yang berasal dari diri kita sendiri. Setiap manusia diciptakan dengan potensi masing-masing. Namun sering kita merasa ragu dengan kemampuan yang kita punya. Setiap mencoba berubah selalu mendapat masalah, dan disaat berusaha keluar dari masalah tersebut kita menjadi lemah karena kegagalan akan usaha kita. Mungkin kita sering mendengar kalimat “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Kalimat tersebut sangat sederhana tapi memiliki makna yang besar untuk merubah pola pikir kita. Memang sulit mempercayai sebuah kalimat, namun kita tetap harus yakin bahwa kita punya potensi dan Tuhan akan selalu membantu kita dengan cara dan perantara yang berbeda-beda.
Apa lagi yang membuat kita ragu akan perubahan? Melakukan perubahan ke arah yang lebih baik harus selalu kita lakukan. Hal yang kita lakukan lebih baik  berbeda dengan kebanyakan orang lain, karena jika kita melakukan hal yang banyak dilakukan oleh orang lain itu berarti kita adalah sama seperti orang lain, bukan diri kita sendiri. Jadi buatlah perubahan untuk dirimu sendiri maka kamu dapat membuat perubahan untuk lingkungan dan duniamu.