2013-06-15

Refleksi : Mathematics and Language 8

Seorang guru Sekolah Dasar harus memiliki banyak keterampilan, salah satunya adalah ketarmpilan berkomunikasi. Dalam matematika ada dua macam komunikasi, yaitu matematika vertikal dan matematika horizontal. Matematika horizontal digunakan dalam matematika sekolah sedangkan matematika vertikal digunakan dalam matematika murni. Guru harus mampu menyesuaikan bahasa komunikasi dengan orang yang ingin diajak komunikasi. Jika siswanya merupakan siswa SD, maka sebaiknya guru menggunakan jenis komunikasi horizontal. Dengan menyesuikan bahasa anak akan lebih mudah memahami dan menyerap ilmu dengan baik. 

2013-06-14

Refleksi ; Mathematics and Language 9

sebagai seorang guru harus mampu membuat sumber belajar sendiri, seperti LKS, modul. Dengan membuat sumber dan alat belajar sendiri, siswa akan dapat mengembangkan pola pikir mereka. Sehingga ilmu yang mereka peroleh akan lebih melekat di benak mereka masing-masing. 

2013-06-12

Refleksi : Mathematics and Language 10

Dengan bantuan beberapa perangkat lunak beberapa konsep matematika seperti volume benda putar, konsep limit, dan geometri dengan mudah dapat diterangkan dan bukti-bukti matematika dapat disajikan dengan lebih menarik. Dengan TIK, soal evaluasi dapat dengan mudah dibuat beragam. Selain itu, guru atau siswa dengan bantuan internet dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi tambahan yang akan membantu memperkaya wawasan.
Dengan TIK dapat diciptakan lingkungan belajar yang inovatif, sehingga merangsang peserta didik untuk berpikir dan berkreasi untuk memecahkan masalah. Kaitannya dengan pembelajaran matematika, guru (calon guru) hendaknya dapat menguasai perangkat lunak yang mendukung bidang matematika seperti MS Word, MS PowerPoint, MS Exel atau program aplikasi lainnya. Hal ini dimaksudkan para pendidik matematika dapat menyiapkan sendiri bahan pembelajaran berbasis komputer.
Pembelajaran berbasis TIK menunjukkan bahwa kelompok peserta didik yang memiliki kemampuan dasar relatif baik, lebih terlihat pengembangan daya matematikanya. Walaupun demikian peran pendidik belum sepenuhnya dapat digantikan oleh teknologi, dalam arti e-learning berperan sebagai suplemen (Yuniawati, 2006).

Refleksi : Mathematics and Language 11

Sempurna, sesuatu yang tidak akan pernah bisa kita sampai karena tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah dan kehendakNya. Manusia diciptakan dengan berbagai jenis, karakteristik kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda. Dari hal tersebut juga menimbulkan perbedaan persepsi. misalnya saja anggapan 1+1 = 2 itu benar. Namun ada yang menyebutkan bahwa 1+1 belum tentu jawabannya adalah 2. semua itu tergantung konteks pertanyaaanya. begitu pula dengan kehidupan. Dalam kehidupan perbedaan pendapat itu akan selalu ada. Untuk menyatukannya adalah tergantung pendapat tersebut akan digunakan dalam konteks apa. 

Refleksi: Mathematics and Language 12

Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam setiap pembelajaran merupakan salah satu kunci sukses pembelajaran itu sendiri. Karena proses belajar adalah penyampain pesan pengetahuan terhadap anak didik. Tidak hanya pada matematika saja, bahasa sangat berkaitan dengan pembelajran lain. Matematika memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa matematika seperti halnya logika matematika "jika dan hanya jika" dll. Seorang guru juga harus mneguasai paling tidak dua bahasa, bahasa nasional dan internasioanl agar mudah melakukan komunikasi jika mendapatkan kunjungan adat penempatan yang memerlukan kemampuan berbahasa komunikatif.

Refleksi : METAPHYSICS_By Marsigit

Metafisika oleh Kant dibagi menjadi 4, yaitu ontologi, rasional fisiologi, rasional kosmologi, dan teologi rasional. Pemikiran Kant melahirkan tradisi baru berupa kritik terhadap sumber ilmu pengetahuan. Ia juga telah mendamaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme melalui filsafat kritisisme dengan memberi peran kepada unsur empiris (aposteriori) dengan unsur rasio (apriori). Pengetahuan memang sumber paling benar dan  penting dalam kehidupan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, percobaan, penelitian dll.

Refleksi : Mathematics and Language 13

Pembelajaran matematika bukanlah pembelajaran yang penuh dengan rumus-rumus saja. Biasanya kita belajar hanya dengan menghafal tanpa memahami konsep yang ada. Hal itu tentu tidak akan bertahan lama pada otak kita. Hanya menghafal, ujian, lalu hilang. Tidak efektif bukan? Matematika perlu adanya pengembangan konsep terhadap anak. Anak didampingi untuk dapat mengelola konsep mereka sehingga akan dipahami dengan mudah tanpa harus menghafal begitu banyak rumus namun tidak memahami makna dan asal mula rumus itu ada.

Refleksi : Elegi Pemberontakan Para Mitos

Mitos merupakan hal-hal yang belum diketahui faktanya. Mitos lahir sejak dahulu dan masih menjadi kepercayaaan untuk beberapa orang di zaman sekarang. Untuk itu kita harus dapat membedakan kepercayaan yang kita yakini itu mitos ataukah bukan. Mitos tidak pernah ada landasannya, hanya ada karena "katanya orang dahulu" itu yang sering disebutkan dalam mitos. Kita harus mempercayai hal pasti yang telah ada landasan yang pasti pula. Jangan cepat percaya dengan mitos atau omongan orang-orang terdahulu. Kita perlu menyaring informasi yang kita dapat agar kita tidak mendekati kemusrikan. Pengetahuan yang pasti yang perlu kita kembangkan atau sering kita sebut dengan logos.

Refleksi : Dialog Internasional 6 Pendidikan Matematika

Saat ini masih banyak pembelajaran yang kurang efektif. Kenapa demikian? banyak pembelajaran yang siswa masih pasif dalam proses belajar mengajar. Guru banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Memberikan konsep-konsep yang telah jadi tanpa melipatkan siswa. Bahkan banyak guru yang memberikan rumus singkat kepada anak didiknya demi membantu anak untuk dapat lebih cepat mengerjakan soal-soal ujian yang menggunakan soal pilihan ganda. Memang anak lebih cepat mengerjakan, namun dampaknya akan terlihat saat anak memasuki jejang selanjutnya. Anka didik tidak mengerti dan tidak dapat memanfaatkan pembelajran yang pernah dilakukan karena tidak memiliki konsep sendiri. Untuk itu, kita harus memperbaiki pembelajaran itu agar lebih efektif dengan melibatkan siswa untuk ikut berkontribusi dalam menemukan konsepnya sendiri.

Refleksi : Dialog Internasional 5 Pendidikan Matematika

Matematika memang mencakup banyak aspek dalam kehidupan, sehingga matematika tidak dapat didefinisikan secara pasti. Aspek yang identik dengan matematika atau hitungan biasa aspek kognitif. Padahal aspek psikomotorik dan afektif juga penting dalam meningkatkan konsep matematika anak. contohnya dengan siswa yang aktif bergerak akan membuat siswa itu lebih cerdas karena otot-otot dalam tubuh termasuk otot otak terbiasa berkembang sehingga akan terlatih gesit untuk berpikir. Dengan begitu siswa dapat bejara matematika secara mandiri dan menemukan konsepnya sendiri. hal tersebut akan membiasakan anak mengembangkan pola pikirnya. Jadi dalam pembelajaran kita harus membiarkan siswa bereksperiment sendiri namun juga kita awasi agar tidak keluar dari zona matematika yang sesungguhnya.

Refleksi : Dialog Internasional 4 Pendidikan Matematika

Teknologi merupakan kebutuhan bagi manusia di era saat ini. Tugas kita sebagai guru adalah melakukan berbagai cara agar bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu proses pembelajaran matematika. Misalnya saja kita merancang permainan matematika yang dapat diakses anak SD sebagaimana mereka dapat mengakses games-games di Internet atau PS. Memang tidak mudah untuk membuat desain pembelajaran seperti itu. Namun dengan perkembangan zaman dan teknologi yang pastinya akan terus berkembang maka tidak mustahil pembelajaran itu akan mengimbangi perkembangan zaman dan teknologi. 

Refleksi : Dialog Internasional 3 Pendidikan Matematika

Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dibutuhkan kemampuan guru dalam berkomunikasi. Guru harus mampu berkomunikasi dengan baik pada siswa-siswanya. Komunikasi dapat dikatakan baik apabila terjadi feedback, dan menimbulkan komunikasi dua arah. Informasi yang diperoleh dari komunikasi tersebut juga harus seluruh pesannya sampai pada siswa. Selain komunikasi yang baik, keberhasilan pembelajaran juga memerlukan kepercayaan antara guru dengan siswa atau siswa dengan guru. Namun sekarang ini, krisis kepercayaan guru pada siswa dan sebaliknya banyak terjadi. Guru tidak percaya akan kemampuan siswanya, sehingga siswa tidak dapat mengeksplorer dirinya dan akan merasa haknya telah dirampas gurunya. Sebaiknya sebagai seorang guru harus memberikan kepercayaan pada siswanya untuk menemukan konsep dan kesimpulannya sendiri. Hal itu akan melatih siswa mengembangkan pola pikirnya masing-masing.

Refleksi : Dialog Internasional 2 Pendidikan Matematika

Persyaratan wajib seorang guru dan keprofesionalannya telah diatur dalam Undang-undang no 14 tahun 2005. Terutama terlihat jelas pada pasal 8 pasal 10 dan pasal 20. Persyaratan tersebut diantaranya guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud beruba  kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi . Telah nampak bahwa menjadi guru profesional itu tidak mudah. Guru harus pintar-pintar dalam menginovasikan pembelajaran dengan berpusat pada siswa. Proses pembelajaran penuh ada ditangan siswa, guru hanya mendampingi sebagai fasilisator saja. Guru juga harus memberikan kesempatan pada siswa untuk mandiri dan mengembangkan potensinya, menemukan konsepnya sendiri. 

2013-06-10

Refleksi: Dialog Internasional 1 Pendidikan Matematika

Persepsi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membangun minat siswa dalam belajar matematika. Persepsi dapat membentuk mindset anak tenatng bagaimana matematika itu. Untuk itu kita harus memeberikan persepsi yang mudah pada anak agar penilaian anak tentang matematika itu mudah. Persepsi akan terbentuk dari bagamana cara kita mengajar pada anak melalaui media yang kongkrit dan menyenangkan

Refleksi : Elegi Pemberontakan Para Etik dan Estetika

Etik dan estetika merupakan dua hal yang saling berkesinambungan. Etik adalah hal yang salah dan benar, estetika adalah yang baik dan buruk. Hal nyang salah merupakan hal yang buruk, sedangkan hal benar belum tentu baik. kedua hal itu ternilai sesuai dengan keadaan yang mengkondisikan. Kita harus pintar-pintar dalam mengolah etik dan estetika kita.

Refleksi: Elegi Pemberontakan Para Sombong

Sombong merupakan salah satu sifat tercela. Pombong adalah memamerkan, membesar-besarkan apa yang ada pada diri sendiri. Sombong dapat mendekatkan kita pada setan. Penyakit hati ini sangat berbahaya. Karena penyakit ini datang dari diri kita sendiri. Untuk membentengi kita dari setan dan kesombongan tersebut kita harus mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berdoa, dzikir, tawakal dan ikhlas dalam segala kegiatan yang kita lakukan.

Refleksi : Hermeneutika Hidup

Hermeneutika Hidup merupakan suatu gambaran dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia diibaratkan dua buah unsur yaitu garis dan lingkaran. Sebuah garis digambarkan sebagai kehidupan manusia yang melewati waktu sekali itu saja dan tanpa ujung dan pangkal, misalnya saja jam 07.17 hari sabtu tanggal 17 juli 2012 tidak akan pernah terulang kembali. Sedangkan lingkaran digambarakan sebagai gambaran kehidupan bumi yang selalu berputar. seperti halnya kita menemui malam hari kebudian pagi hari dan malam hari lagi begitu seterusnya. jadi kita harus pintar-pintar memanfaatkan waktu yang ada.

2013-06-08

Refleksi : Ritual Ikhlas 45

Cerita yang menarik dan menggelitik dari setan dan matematikawan. Kolaborasi dari pendidikan dan sisi religi.Dari cerita tersebut, menegaskan bahwa definisi, fungsi dan perlakuan matematika itu sangatlah luas. Kita harus pintar-pintar dalam memahami dan menerapkan dalam kehidupan. Matematika yang dirasa sulit seperti halnya setan yang terlihat menyeramkan, namun sebenarnya jika kita menggunakan logika kita maka matematika itu akan mudah kita pamahi dan pelajari. Semua benda yang ada di sekitar kita dapat kita jabarkan dengan cara matematika. Dengan matematika benda-benda tersebut dapat dijumlahkan, dikurangkan, dibagi dan dikali. Keempat cara itu merupakan pokok pengoperasian dalam matematika. Tidak hanya itu, benda-benda matematika juga dapat direfleksikan, dipangkatkan, diturunkan, dan masih banyak lagi. Benda tersebut juga dapat dihitung luas, volum dan kelilingnya, dihitung panjang dan jumlah sisi-sisinya. Matematika memiliki beberapa bilangan diantaranya bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan berpangkat, bilangan bulat, bilangan positif-negatif, bilangan imaginer, dll. Cakupan matematika sangat luas dan ada di lingkungan sekitar kita. Jadi untuk memahami matematika kita harus benar-benar mampu menggunakan logika kita dengan baik. Sebagai seorang guru juga harus menggunakan matematika kongkrit yang ada disekitar anak didik agar mudah dimengerti dan dipahami.

Refleksi : Ritual Ikhlas 44

Manusia adalah makhluk yang memiliki nafsu. Manusia bisa lapar, lelah dan sebagainya. Berbeda dengan jin atau setan. Mereka tidak pernah merasa lelah untuk mengganggu manusia. Manusia yang berpikiran kosong akan dengan gampang dimasuki jin atau setan untuk dimanfaatkan oleh jin atau setan tersebut untuk menggangu manusia lain. Kita tidak dapat mengelak bahwa dunia ghaib itu memang ada. Kita tidak perlu khwatir akan hal itu selama kita tetap mendekatkan diri kita kepada Allah dan hanya percaya kepada-Nya

Refleksi : Ritual Ikhlas 43

Jin atau Setan diciptakan Allah untuk menyembah kepada Allah. Namun, karena Allah menyuruh jin untuk patuh kepada manusia, Jin atau setan menolak karena manusia hanya berasal dari tanah sedangkan jin atau setan berasal dari api. Untuk itu jian atau setan bertekad untuk selalu menjerumuskan manusia ke lembah hitam. Dengan berbagai cara, akan selau mengajak manusia untuk menemani mereka dalam neraka nanti. Jin atau setan sangat menyukai orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang tidak percaya akan adanya Allah SWT. Dan jin sangat membeci manusia yang selalu beriman dan berjihad di jalan Alllah. Untuk menghindari godaan jin tersebut kita harus selalu mendekatkan diri kepada Alllah.

Refleksi : Ritual Ikhlas 42

Mitos kebanyak muncul dari adat kebiasaan masa lampau. Mitos ada karena dulu manusia di Indonesia belum mengenal agama terutama agama Islam. Kebanyak mitos dipengaruhi hal-hal mistis. namun sesungguhnya mitos kita adalah kesombongan kita. sebaliknya, logos berarti ilmu kita, namun jangan sampai ilmu yang kita miliki membuat kita sombong. Kita harus mampu merubah mitos kita atau kesombongan kita menjado logos. Caranya adalah kita tetap berdoa, memohon ampun, meminta tolong dan bertawakal hanya kepada Allah SWT.

Refleksi : Ritual Ikhlas 41

Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Tidak ada manusia yang paling benar, paling pintar dan paling hebat yang mampu melebihi Allah. Sehebat-hebatnya manusia, kita hanyalah seorang manusia. Manusia yang sangat sering digoda oleh setan yang terkutuk. Kita tidak boleh merasa puas dengan keimanan yang telah kita miliki. Kita harus tetap memperkuat iman kita agar mampu terjauhkan dari setan-setan yang selalu merasa dendam dengan manusia. Namun perlu kita ketahui, setan yang paling kuat menggoda kita adalah setang yang ada dalam diri dan hati kita. Kita harus mampu membersihkan hati dan pikiran kita dengan senantiasa ikhlas, berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT.

Refleksi : Ritual Ikhlas 40

"Dalam tenang aku berdoa, dengan penuh harap hanya kepada Allah SWT". Khusyuk, itu yang perlu dilaukan setiap manusia agar lebih dekat dengan Allah. Dalam ibadah Shalat dan Dzikir misalnya, kekhusyukan sangat dibutuhkan untuk benar-benar mendapatkan makna dari kegiatan shalat dan dzikir itu sendiri. Dengan khuyuk saat shalat, ibadah i kita akan kita akan sampai daqn lebih bermakna. Dengan khusyuk dalam dzikir, hati kita akan tenang, damai dan "adem" rasanya menyebut nama Tuhan dan Rasul kita.

Refleksi : ritual Ikhlas 39

Sepi dan ramai, dua hal yang berlawanan namun ada karena salah satunya telah ada. Sepi bukan berarti kita harus duduk sendiri, tanpa suara, tanpa kata-kata, dan tanpa cahaya. Sepi merupakan salah satu upaya kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan kita. Menyepi untuk lebih leluasa mencintai Tuhan kita, menyayangi tuhan kita dan mencurahkan seluruh isi hati kita kepada Tuhan kita, Allah SWT. Dalam sepi, hati kita pun sunyi, tanpa suara ramai yang men-aku-kan diri sendiri. Tanpa kesombongan dihadapan Sang Ilahi. Dalam sepi, hanya ada kita, ikhlas, patuh dan Tuhan.

Refleksi : Ritual Ikhlas 38

Ikhlas, mungkin sulit untuk mendefinisikan apa itu ikhlas. Karena menurut saya, ikhlas itu hanya Allah yang tahu. Kita hanya mencoba berusaha menjaga hati kita untuk tetap ikhlas dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Ikhlas tidak meneriba balasan duniawi. Ikhlas kita hanya untuk mengharap ridha Allah SWT. Memang tidak mudah untuk menggapai keikhlasan dalam diri kita. Namun tidak ada salahnya untuk kita selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, terutama mencari ilmu. Ilmu dapat dicari pula melalui pertanyaan. Pertanyaan bukan bersifat menjatuhkan, namun memang ikhlas ingin mengharap jawaban yang memang kurang jelas dipahami. Jika kita malu untuk bertanya, maka kesemnpatan memperoleh ilmu itu akan hilamg.

Refleksi : ritual Ikhlas 37

Manusia dianugerahi otak untuk berpikir. Namnun, tidak semua hal dapat dipikirkan oleh manusia. Ada beberapa hal yang manusia tidak dapat memikirkan, diantaranbya yaitu, lahir, mati, jodoh, dan rizki. Semua itu hanya Allah yang tahu. Untuk itu, kita hanya dapat berdoa dengan khusyuk, meminta kepada Allah tanpa memikirkan atau memecah konsentrasi dengan masih memikirkan hal-hal duniawi. Lebih kita fokus kepada Allah, maka lebih dekat pula kita dengan Allah SWT.

Refleksi : Ritual Ikhlas 36

Risau merupakan perasaan hati manusia yang membuat hati dan pikiran tidak tenang. Setiap manusia pasti pernah merasakan risau. Untuk menghindari atau menguangi kerisauan hati kiat perlu mencurahkan hati kepada Allah dengan cara berdoa dengan khusuk. Ada beberapa jenis kerisauan hati manusia, diantaranya yaitu:
1. Risau hati
2. Risau sakit
3. Risau miskin
4. Risau lupa
5. Risau tidak memperoleh pekerjaan
6. Risau tidak punya teman
7. Risau bersifat buruk
8. Risau reputasi buruk
9. Risau tidak memiliki
10. Risau inkompeten
11. Risau tak lazim
12. Risau berbuat dosa
13. Risau iri hati
14. Risau tidak adil
15. Risau harga diri
16. Risau kebutuhan
17. Risau tidak berperan
18. Risau tidak mendapat hak
19. Risau wan-prestasi
20. Risau kematian
21. Risau tidak bisa mengurus milik
22. Risau tidak mendapat pengakuan
23. Risau menyongsong masa depan
24. Risau kehilangan milik

2013-06-07

Refleksi : ritual ikhlas 35

Apapun yang kita lakukan di dunia ini akan selalu dinilai oleh Allah maupun sesama manusia. Namun penilaian yang paling mutlak benar adalah penilain dari Allah. Kita tidak akan bisa bermuka dua dihadapan Allah. Allah tahu apa yang dilakukan umat-umatnya. Untuk itu kita harus senantiasa melakukan kebaikan agar mendapat nilai yang baik dari Allah sehingga kita mendapatkan anugerah dengan menjadi umat yang di cintai Allah.

Refleksi ; Ritual Ikhlas 34

Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan ruh pada kita sejak kita berusia 4 bulan di dalam kandungan. Ruh yang kita punya merupakan penggerak jasad kita. Untuk itu kita harus memanfaatkan dengan baik apa yang kita miliki dengan selalu mamatuhia perintah Allah dan menteladani Rasulullah. Rasulullah adalah manusia yang dimuliakan oleh Allah. betapa bahagianya umat yang dapat menatap atau melihat Beliau. Umat di zaman sekarang tentu sulit untuk bertatapan langsung oleh Rasulullah. betapa bahagianya manusia sekarang yang dapat bermimpi bertemu dengan Rasulullah.

Refleksi : Ritual ikhlas 33

Berdoa merupakan cara kita berkomunikasi dengan Allah, Zat yang telah menciptakan kita. melalui doa kita dapat mencurahkan isi hati kita tanpa perlu kita khawatir akan tersebarnya curhatan kita tersebut. Terkadang kita sering merasakan gelisah, khawatir, dan takut. Kita lalu berdoa kepada Allah. InsyaAllah hati kita seketika akan tenang dan damai. Dengan berdoa kita juga dapat meminta apa yang kita butuhkan. Namun, kita juga tidak dapat menyerahkan begitu saja dengan hanya berdoa. kita juga harus selaku berikhtiar. Tuhan tidak akan mengabulkan doa umatnya jika umatnya hanya berdiam diri tanpa melakukan ikhtiar atas nama Allah SWT. .

2013-06-06

Refleksi : Ritual Ikhlas 32

Maha Besar Allah yang telah menciptakan bumi dan isinya, terutama manusia. Namun tidak ada diantara kita yang dapat melihat bahkan hanya mengilustrasikan wajah Allah. tidak ada suatu benda semurni dan seberharga atau semahal apapun yang dapat menyerupai Allah. seperti yang telah disebutkan dala Al-Quran  QS. Asy-Syuura: 11 yang artinya, “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”.
Allah memiliki Dua wajah,  pertama adalah jalal-Nya, yaitu nama Allah yang menunjukkan kebesaran-Nya, keagungan-Nya, kemahaperkasaan-Nya, ketidakdapat-terbantahan-Nya, dan kekuatan-Nya untuk memaksa manusia, yang sangat berat siksaan-Nya, Al-Mutaqim-Sang Pembalas Dendam. Yang kedua adalah dari sisi jamaliyyah-Nya, yaitu sisi yang menunjukkan keindahan-Nya. Jika jalal berhubungan dengan zat Allah, maka jamal berhibungan dengan sifat-sifat Allah. Kita tidak bisa mengenal Zat-Nya karena Dia berbeda dengan kita. Tetapi Allah memperkenalkan diri-Nya melalui sifat-sifat-Nya. Diantara sifat-sifat Allah yang jamal adalah:kasih sayang-Nya, anugerah-Nya, kenikmatan-Nya, karunia-Nya, dan pemeliharaan-Nya.
Sungguh kita harus percaya akan hal itu. Dia lah yang menciptakan kita, Dia lah yang menghidupi kita dengan rizki yang Dia limpahkan begitu besar kepada kita. Jangan sampai kita mengilustrasikan bentuk maupun wajahNya ke dalam benda-benda ciptakaan kita. Allah adalah sumber dari segala Zat yang berharga dan yang sangat suci.

Refleksi : Ritual Ikhlas 31

Ilmu merupakan kebutuhan seumur hidup setiap manusia. Manusia akan mengembangkan setiap ilmu yang ada untuk membantu memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman. Untuk itu, menuntut ilmu tidak hanya dilakukan dalam sebuah lembaga resmi seperti sekolah. Menuntut ilmu juga tidak hanya berhenti di perguruan tinggi saja. Orang yang sudah langjut usia pun dapat mencari atau bahkan mengembangkan ilmunya. Ilmu dapat didapat dimana pun, kapan pun, dalam waktu apapun baik disengaja maupun tidak disengaja. sehingga muncullah pepatah "carilah Ilmu sampai ke negeri cina". Maksudnya mencari ilmu tidak dibatasi ruang dan waktu.

Refleksi : ritual Ikhlas 30

Wah.... ternyata masih ada kelanjutannya lagi.at-syarat  Memang untuk mencapai syurga Allah itu membutuhkan banyak perjuangan dan usaha. Syarat-syarat yang harus kita penuhi merupakan kewajiban kita segai seorang umat muslim agar kita masuk syurga. Kelanjutan dari syarat penghuni surga tersebut adalah sebagai berikut:
23. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an
24. Terus-menerus Berdoa
25. Berpartisipasi Dalam Melakukan Kebaikan (Memberikan Bantuan)
26. Berpartisipasi dalam Acara-acara Keagamaan
27. Menghidupkan Malam-malam yang Penting
28. Membayar Khumus yang Diwajibkan Kepadanya sehingga Mensucikan Hartanya
29. Menjalankan Semua Kewajiban Dengan Penuh Perhatian, Kerajinan, dan Kecermatan
30. Tidak Boleh Bergunjing

Refleksi : Ritual Ikhlas 29

Ternyata, untuk menjadi penghuni syurga tidak mudah. Ada banyak syarat yang harus kita lakukan. Lanjutan syarat penghuni surga pada rirual ikhlas ke 28 lalu, masih ada 12 syarat lagi untuk dapat menghuni syurga, antara lain sebagai berikut:
11. Tidak Membongkar Aib Orang Beriman
12. Selalu Mulai Dengan Salam
13. Selalu Belajar dan Bertanya tentang Sesuatu yang tidak Diketahui
14. Melakukan Amar Makruf Nahi Munkar
15. Tidak Marah Kecuali Karena Allah
16. Tidak Menyia-nyiakan Waktunya untuk Sesuatu yang tidak Bermanfaat
17. Melakukan Salat Malam
18. Menjadi Teladan dalam Akhlak yang Terpuji di Rumah, di Jalan, dan di Pekerjaan
19. Menghadiri Majelis Zikir dan Majelis Husainiayah
20. Memelihara Pandangan dari Apa yang Diharamkan Allah
21. Memiliki Kecemburuan pada Agamanya dan Isterinya
22. Bagi Perempuan, Memakai Hijab Secara Sempurna, tidak Menampakkan Selembar Rambut pun dengan Sengaja dan Tidak Berhias untuk Orang Lain Selain Suaminya.

Refleksi : Ritual Ikhlas 28

cara untuk dapat menjadi penghuni syurga;
1. Memelihara waktu shalat
2. Menghadiri salat berjamaah
3. Bertasbih dengan tasbih azzahra, terutama setelah salat
4. Selalu membaca shalawat kepada muhammad dan keluarganya
5. Selalu beristighfar dan memohonkan ampunan
6. Selalu berzikir kepada allah
7. Salat-salat sunat harian
8. Menyambungkan silaturahmi terutama dengan orang tua
9. Menyesali dosa
10. Bergaul baik antara suami isteri
Dengan melakukan ke-10 kegiatan diatas dengan ikhlas, maka insyaAllah jalan menuju syurga semakin dekat dengan kita. Untuk iru, marilah kita berlomba-lomba melakukan kegiatan tersebut agar kita dapat penjadi penghuni syurga. Amin

2013-06-04

Refleksi : Ritual Ikhlas 27

Allah menciptakan bumi dan seisinya pasti saling memiliki keterkaitan. Kita sebagai umatnya tentu harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah. Baik berupa kenikmatan atau pun sebuah ujian. Semua yang masalah yang diberikan Allah pasti ada solusi yang telah diciptakannya. Sungguh Allah Maha Tau, Maha Sempurna atas segalanya yang ada di dunia dan akhirat ini. sudah seharusnya kita merawat apa yang telah diberikan Allah. Kita harus saling kerjasama agar apa yang ada di dunia ini masih terjaga kealamiahanya. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 26

Menjunjung langit, kata itu seakan menggelitik namun memiliki makna yang bagus. Menjunjung langit diibaratkan mencari ilmu. Ilmu yang sangat tinggi, yang tentu sulit untuk diraih. Hanya orang-orang yang berhati bersih dan kritis yang mampu memperoleh petunjuk bagaimana cara memperoleh ilmu yang bermanfaat tersebut. Kita tidak boleh sombong dengan ilmu yang kita miliki. Meskipun kita telah memiliki ilmu, kita masih perlu untuk bertanya, berkonsultasi dengan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam hal-hal tertentu. Jangan sampai kita cepat puas dengan apa yang kita peroleh.

Refleksi : Ritual Ikhlas 25

Semua yang ada di dalam kehidupan kita adalah cerminan dari diri kita sendiri. Semua perlakuan yang kita peroleh adalah perlakuan yang kita lakukan terhadap lingkungan sekitar kita. Seperti ibarat kita menanam pohon, maka kita akan memetik hasilnya untuk kita sendiri. Jika kita menanam kebaikan maka kita akan memperoleh kebaikan pula. Begitu sebaliknya, jika kita menanamkan benih keburukan, maka hasil yang kita peroleh juga keburukan. Untuk itu jangan pernah menghujat orang sebelum kita bercermin pada diri kita sendiri.

2013-06-03

Refleksi : Ritual ikhlas 24

Doa dan ikhtiar adalah dua hal penting yang saling berkesinambungan. Sehingga kedua hal tersebut harus bersinergi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tuhan tidak akan mengabulkan doa umatnya tanpa umatnya berikhtiar. Jika hanya berdoa atau berikhtiar saja, sulit rasanya hasil yang dicapai akan maksimal. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 23

Mencintai dan dicintai sesama umat saja sudah terasa sangat bahagia. Saling merindu, saling menyayangi dan mencintai sesama umat sangat indah, apalagi jika itu dilakukan dengan Allah SWT. Allah tidak akan pernah menghianati kita. Cinta, sayang, rindu dan perhatian Allah jauh lebih besar dari cinta yang dimiliki manusia. Dalam sebuah kasih sayang sering kali juga kita merasakan kecemburuan jika pasangan kita menduakan kita. Begitu juga dengan Allah. Allah jauh lebih cemburu jika kita menduakan-Nya dengan kesenangan duniawi. Untuk itu, janganlah kita menduakan Tuhan kita, jangan sampai kita berpaling dari Nya. Mari kita mendekat dengan Allah. Menjalin kasih sayang yang abadi pada-Nya. Rahmat Tuhan yang selalu melimpah untuk kita jangan sampai kita sia-siakan. Seperti halnya lagu yang dinyanyikan Rossa yang liriknya menggambarkan kasih sayang kita kepada Tuhan, seperti ini :

Trima kasih ku padamu Tuhanku
Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata
Hanya Dirimu yang tahu besar rasa cintaku pada Mu
Oh Tuhan anugerah Mu tak pernah berhenti
Selalu datang kepadaku Tuhan semesta alam
Dan satu janjiku tak kan berpaling dari Mu

Refleksi : Ritual ikhlas 22

Dalam diri seorang manusia memiliki 2 sisi layaknya sebuah koin, yaitu sisi kebaikan dan sisi keburukan. Sebagaimana kita telah ketahui kebaikan datang dari Allah sedangkan keburukan datangnya dari syetan. Untuk itu kita harus mampu memerangi keburukan di dalam diri kita terlebih dahulu agar kita dapat memerangi keburukan di lingkungan kita. Kebaikan akan selalu menang jika dibandingkan dengan keburukan. Dengan landasan atas nama Allah, maka kemengan akan kita dapatkan melalui kebaikan itu.

Refleksi : Ritual Ikhlas 21

Sebagus dan sebaik-baiknya suara yang dilantutkan, tidak ada yang lebih baik dari suara yang menyerukan nama Sang Maha Pencipta, yaitu Allah SWT. Dimana pun, dan bagaimana pun keadaan kita, kita harus selalu menyerukan nama Tuhan kita. Untuk mendapatkan ketentraman hati dan pikiran kita. Untuk menggapai ridhaNya. Dan untuk menjauhkan diri dari godaan syetan.

Refleksi : ritual Ikhlas 20

Filsafat memang masih sangat asing bagi saya. Tapi yang saya tau, filsafat merupakan induk dari ilmu. Filsafat itu ada dan mungkin ada. Filsafat merupakan refleksi yang ada di kehidupan. Sehingga filsafat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui metode menerjemahkan dan diterjemahkan. Memperlajari filsafat ditadak dapat hanya setengah-setengah. Tidak ganya di awal atau di akhirnya saja. Namun juga harus mempelajari full dari awal sampai akhir agar mampu memahami makna dari filsafat itu sendiri.

Refleksi : Ritual ikhlas 19

Tidak ada yang tau kapan datangnya hari kiamat itu. Tidak ada yang tau generasi keberapa yang akan menemui hari kiamat itu. Namun, kita harus tau dan yakin bahwa hari itu akan datang. Hari itu akan menggoncangkan seluruh bumi dan isinya. Seperti yang telah dijelaskan di beberapa surat di dalam Al Qur’an. Di dalamnya telah di jelaskan gambaran seperti apa kiamat itu, tanda-tanda apa saja yang menunjukan kiamat itu. Namun tidak ada penejlasan tentang kapan tepatnya hari itu akan tiba. Kita hanya dapat selalu berdoa, beribadah. Sehingga jika datang hari itu, kita siap dengan segala bekal amalan yang telah kita punya di dunia ini. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 18

Hati merupakan bagian dari dalam diri manusia yang mampu mengendalikan manusia. Manusia memiliki 2 kemungkinan hati. Hati yang bersih atau hati yang kotor. Hati adalah keyakinan, dan keyakinan adalah doa. Keyakinan kita kepada Allah dan Rasulullah beserta ajarannya merupakan langkah awal kita menuju hati yang bersih. Kita tak pernah tau seberapa bersih hati kita atau seberapa kotor hati kita. Tidak ada yang dapat mengukur tingkat kebersihan hati kita kecuali Allah SWT. Kita hanya dapat berusaha untuk tetap menjaga hati kita agar tidak kotor karena godaan syetan di dunia. 

Refleksi: Ritual Ikhlas 17

Seorang pemimpin merupakan cerminan dari ruang lingkup atau lembaga yang dipimpin. Menjadi pemimpin memang tidak mudah, namun banyak yang mempermudah. Seperti halnya kecurangan dalam menentukan suatu pemimpin. Ketidakpahaman masyarakaat akan pemimpin membuat kecurangan itu banyak terjadi sekarang. Sebagai seorang pemimpin harus tegas, harus mampu mengendalikan anggota atau umat yang dipimpinnya. Harus mampu mengemban dan melaksanakan amanah dengan baik yang dilandasi rasa ikhlas. Tiada pemimpin yang lebih baik dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Jadi untuk menjadi seorang pemimpin kita harus menteladani Rasulullah agar mampu menjadi pemimpin dunia dan akhirat.

Refleksi : Urgensi Filsafat dalam Pendidikan Islam untuk Pendidikan Karakter

Pendidikan Islam memang sangat erat kaitannya dengan pendidikan atau pembentukan karakter seseorang. Di dalam ajaran Islam mengajarkan hal-hal yang baik, seperti halnya akhlak mulia yang akan menghasilkan insan yang berkarakter. Sedangkan filsafat itu sendiri merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1.      Sebagai dasar dalam bertindak.
2.      Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3.      Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4.      Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah

Dari keempat manfaat itu sangat jelas ada kaitan antara filsafat dengan pendidikan Islam yang sama-sama digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan dalam suatu kejadian. Fungsi Filsafat adalah memperjelas dan memperkaya bentuk atau formnya dan juga substansinya agar nilai karakter Islamiah dapat muncul melalui bentuk material, formal,normative dan spiritualnya. Filsafat akan memandu seseorang menggapai dunia spiritualitasnya sampai batas yang diijinkan.

2013-06-02

Refleksi : Ritual Ikhlas 16

Kesempurnaan di dunia ini tidak akan pernah kita dapatkan. Dengan cara apapun dan bagaimanapun kita tidak akan pernah mendapatkan kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah yang telah menciptakan bumi dan isinya. Manusia terlahir dengan segala kelemahannya. Manusia terlahir juga dengan segala nafsunya. Nafsu yang buruk sering kita sebut hawa nafsu. Hawa nafsu tersebutlah yang harus kita kendalikan agar kita tetap dalam lindungan Allah. Sekuat-kuatnya manusia, dan secerdas-cerdasnya seorang manusia yang paling cerdas dan kuat adalah orang yang mampu melawan hawa nafsunya.

2013-05-29

Refleksi : Ritual Ikhlas 15


Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. Potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman, keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan di jalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut. Beberapa usaha yang dilakukan untuk mengendalikan hawa nafsu, dapat dengan cara:
1.  Banyak melakukan ibadah, terutama ibadah-ibadah sunnah (sholat dhuha, tahajud, baca Al Qur’an, dll). Sebab makanan hati yang bersih adalah ibadah.
2. Meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh (berdoa) agar keinginan semakin kuat untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.
3.   Meyakini imbalan besar yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. (QS. Ali ‘Imron yat 15). 
4.      Banyak berzikir (mengingat Allah) dan beribadah
5.      menjaga panca indera kita dari pengaruh syahwat (nafsu). 
6.   menjaga pikiran kita dengan selalu berpikir positif dan produktif yang akan didapat dari banyak membaca yang positif dan menghindari juga lingkungan yang membangkitkan hawa nafsu kita.

2013-05-21

Refleksi : Ritual Ikhlas 14


Kasih sayang dalam keluarga memang luar biasa. Dimulai dari kasih sayang yang sangat tulus dari seorang ibu yang memperjuangkan anaknya dalam kandungan hingga melahirkan dan bersama-sama dengan seorang ayag yang begitu bijak merawat dan membesarkan anak. Jadi kita sebagai seorang anak harus selalu ingat dengan keluarga terutama orang tua kita. Jangan sampai kesuksesan yang kita raih membuat kita lupa akan keadaan atau kondisi kedua orang tua kita. Karena kesuksesan yang kita raih tidak lepas dari doa kedua orang tua kita. Kekayaan duniawi juga bukan prioritas kita, jangan sampai kita mengabaikan kewajiban-kewajiban kita hanya untuk meraih kebahagiaan duniawi saja. Dalam sebuah keluarga, kita juga perlu untuk saling mengingatkan. Tidak perlu memandang umur, siapapun yang terjebak atau terjerumus dalam kegelapan, maka kita wajib untuk mengingatkan agar tidak semakin terjerumus lagi di lembah yang semakin dalam. 

Refleksi ; Ritual Ikhlas 13


Nabi Muhammad SAW, nabi yang sangat diagung-agungkan oleh umat Islam. Seorang yang sangat mulia, yang tentunya semua umatnya ingin bertemu dengan Nabi Muhammad. Subhannallah.... betapa mulianya beliau sehingga untuk menuliskannya saja bapak memerlukan energi yang besar karena harus menahan tubuh yang bergetar, air mata yang mengalir, hati yang tentunya ikut bergetar pula. Beliau adalah tuntunan yang begitu baik dan benar. Sehingga Allah mencantumkan namanya dalam kalimat syahadat yang berbunyi “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah”, yang artinya aku bersaksi bahwa tiada ilah Allah dan aku bersaksi bahwa muhammad utusan Allah. Kalimat syahadat juga memiliki banyak makna, yaitu sebagai Ikrar, Sumpah, Janji, Keyakinan, Keikhlasan, Kejujuran, Kecintaan, Penerimaan dan Ketundukan. Subbhannallah...., betapa mulianya Beliau. Semoga kita dapat bertemu dengan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW di surga nantinya. Amin. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 12


Dari pemaparan tentang Elegi Ritual Ikhlas 12: Wasiat Muhammad Nurikhlas kepada Para Cantraka : Meretas Sejarah Peradaban Manusia dapat diketahui bahwa kebahagiaan diperoleh karena adanya kesempatan. Dan orang-orang yang memiliki kesempatan adalah orang-orang yang mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Untuk itu, mari kita manfaatkan kesempatan yang ada. Kita juga harus yakin sembari dengan selalu menyebut nama Allah dan lakukanlah hal-hal yang berpeluang baik untuk masa depan. Karena sedikit saja kita ragu dengan apa yang kita perbuat, mungkin kesempatan itu tidak akan berpengaruh pada kehidupan kita di masa mendatang, karena kesempatan tidak datang dua kali. Jadi kita harus benar-benar memanfaatkan peluang yang ada.



2013-05-20

Refleksi : Peta 1 - Peta Pendidikan Dunia _ Dibuat oleh Marsigit dari Paul Ernest


Setelah membaca dan mencoba memahami peta pendidikan dunia yang dibuat pak marsigit di atas, ternyata tidak hanya struktuk kepemerintahan saja yang dibedakan di belahan dunia ini. Pendidikan pun juga dapat di bedakan dengan menggolongkan ke beberapa jenis bagian. Tentunya dari berbagai jenis terdapat kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Refleksi : Ritual Ikhlas 11


Allah itu maha pengampun. Manusia yang mempunyai banyak dosa jika ia mau bertaubat dengan sungguh-sungguh, insyaAllah, Allah SWT akan mengampuninya, seperti yang diutarakan  Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits di bawah ini yang artinya : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian semua tidak ada yang berbuat dosa, niscaya kalian semua akan dibinasakan kemudian akan diciptakan suatu bangsa yang berbuat dosa, tapi, kemudian mohon ampun kepada Allah SWT, dan Allah mengampuni mereka” (HR. Muslim). Maka, mari kita bertaubat atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Apabila kita pernah berbuat dosa besar atau sudah terlalu banyak dosa yang kita perbuat maka kita harus bertaubat nasuha. Taubat nasuha adalah tobat yang murni, yaitu bertobat menyesali yang telah dilakukan, dan berjanji tidak mengulangi dosa tersebut.

Refleksi : Ritual Ikhlas 10


Amin.... Amin... Amin ya robbal alamin.... semoga doa-doa yang kita panjatkan dapat terkabul amin. Semoga kita berdoa kepada tidak hanya kita berada dalam keadaan kesusuahan. Dalam keadaan sbahagiapun kita tetap bersyukur dan berdoa. Berdoa tidak hanya untuk diri kita sendiri, namun juga untuk orang-orang terdekat kita yang selalu memberikan bantuan, semangat dan motivasi hidup kita. Amin 

Refleksi : Ritual Ikhlas 9


Cara paling tepat untuk menentramkan hati dari berbagai masalah apapun adalah dengan berdzikir. Berdzikir dengan niat atas dasar Allah semata. Dengan kita memperbanyak dzikir kita akan semakin dekat dengan Allah. Selain itu, kita juga dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak kita harapkan, menjauhkan diri dari godaan-godaan setan, dan kita senantiasa selalu ingat dengan Allah SWT. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 8


Berdoa adalah hal yang sederhana namun makna yang diperoleh dari berdoa sangat luar biasa besar. Semua kegiatan yang kita lakukan akan lebih bermakna apabila di awali dengan berdoa. Namun sayangnya, masih banyak manusia yang melalaikan hal kecil, seperti halnya berdoa sebelum memasuki ruangan, masuk kamar mandi, keluar rumah dan hal-hal kecil lainnya. Berdoa merupakan jalan kita untuk berkomunikasi dengan zat yang menciptakan kita yaitu Allah SWT. Untuk itu, akan lebih baik jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh mengharapkan terkabulnya doa-doa yang kita panjatkan. Kita juga berdoa dengan khusyuk dan suara yang lirih agar kita menjadi benar-benar mengharapkan dan berserah pada Allah saja.

Refleksi : Ritual Ikhlas 7


Hati merupakan pusat kendali manusia selain otak. Dengan hati kita dapat merasakan, kita dapat peka terhadap apa yang ada di sekitar kita. Baik yang jauh mapun yang dekat. Untuk itu, agar kita dapat memperoleh kesuksesan dunia dan akhirat, kita harus mampu mengolah hati kita agar menjadi hati yang ikhlas. Dengan hati yang ikhlas kita dapat menjauhkan diri kita dari penyakit hati yang dibenci Allah SWT. Yang disebut dengan Ikhlas itu sendiri  adalah apa yang manusia kehendaki dari amalnya tiada lain karena ketaatan kepada Allah. Maka, kita harus selalu meniatkan segala sesuatu yang kita lakukan hanya karena Allah SWT. Dengan niat dan hati yang ikhlas tersebut, amal ibadah kita tentunya akan diterima oleh Allah SWT. 

Refleksi : Ritual Ikhlas 6


Melakukan berbagai aktivitas selama di dunia ini memang tidak semuanya menyenangkan dan mudah untuk dilakukan. Bahkan kegiatan yang sering atau selalu kita lakukan kadang terasa berat untuk dilakukan. Kenapa bisa seperti itu? Hal itu karena kita tidak melandasinya dengan niat dan keikhlasan. Jika kita dari awal sudah meniatkan dan berkomitment sebelum melakukan suatu kegiatan, maka niscaya kegiatan yang kita lakukan akan terasa menyenangkan dan kita tidak mengeluh dengan keadaan yang ada. Kita juga perlu fokus dengan kegiatan yang kita lakukan. Karena jika kita tidak fokus, pasti  banyak sekali godaan yang menghambat bahkan memberhentikan kegiatan kita tersebut. Hal tersebut dapat kita lakukan jika kita mampu mengolah hati kita dengan baik dan dengan izin Allah SWT.

Refleksi : RITUAL IKHLAS 5


Tuhan memang hanya satu, dan tak ada yang lebih baik dari Allah SWT. Kekuatan sehebat apapun yang dimiliki manusia, tidak akan mampu mengalahkan kehendak Tuhan. Sehebat apapun juga setan, setan tetap ciptaan Tuhan yang tentunya tidak dapat pula mengalahkan kehendak Tuhan. Sesunggunya manusia yang percaya akan kekuatan hitam dan membanggakan kekuatannya tersebut adalah manusia yang dikuasai setan dan hanya membawa keterpurukan bagi manusia tersebut. Jadi, jangan sekali-kali menyekutukan atau melawan kehendak yang Allah berikan kepada kita. 

Refleksi : RITUAL IKHLAS 4


Ikhlas memang hal yang sulit di lakukan. Tidak semua manusia dengan mudah mampu ikhlas dalam segala hal. Lidah bisa saja mengatakan ikhlas, namun hati berkata lain. Hal itu tentu memunculkan dosa lain, yaitu munafik. Dalam ritual ikhlas ke-4 ini, memunculkan tokoh yang melakukan kegiatan hanya sebagai wahana mengisi kekosongan waktu, memenuhi rasa penasaran seperti apa ritual ikhlas tersebut, dan hanya untuk di lihat orang lain atas eksistensinya. Karena landasan atau niatnya yang salah, maka apa yang ia perbuat dan yang ia katakan juga salah. Dia tidak melakukan kegiatan dengan ikhlas dan bahkan melanggar peraturan yang ada. Yang ia katakan juga menunjukan kesombongan duniawi yang tidak ada artinya di mata Allah SWT. Akibat dari niat yang salah tersebut, ia mendapat hasil yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Ketidakberhasilan tersebut bukannya membuat ia sadar dan menerima dengan lapang dada, namun justru malah semakin berkoar-koar menunjukan ilmu dunia yang ia punya dan ia bangga-banggakan.

Refleksi : RITUAL IKHLAS 3


Tulisan di atas semakin mempertegas bahwa yang kita lakukan di dunia ini semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Keikhlasan membawa kita semakin dekat dengan ridha Allah. Apa pun yang telah kita peroleh di dunia ini tidak berarti kecuali keikhlasan dan ketaatan terhadap Allah. Perlu kita ketahui bekal kita untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya nanti bukanlah materi yang kita peroleh di dunia, melainkan amal ibadah dan keikhlasan kita dalam mencari ridha Allah SWT. Apapun pangkat kita di dunia, siapun kita di dunia, semua itu tidak berarti dimata Allah. Kita semua sama, yang membedakan hanya amal ibadah kita di dunia. 

Refleksi : RITUAL IKHLAS 2


Tujuan dari segala kegiatan yang dilakukan manusia sebenarnya hanyalah untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Untuk mencapai itu, manusia harus iklhas dalam menjalankannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga harus benar sesuai firman-firman Allah. Di dalam dunia keagamaan, derajat manusia di dunia dimata Allah sama, yang membedakan hanyalah amal ibadah yang dilakukan dengan berlandaskan keikhlasan. Seperti halnya dalam dunia matematika. Tujuan dari berbagai kegiatan dan berbagai metode dalam pembelajaran adalah untuk memperoleh ilmu. Untuk memperoleh ilmu yang benar-benar mampu melekat pada memori siswa, perlu adanya keikhlasan dan kesungguhan untuk mempelajari maupun membimbing. Metode-metode yang dilakukan tentunya harus sesuai dengan materi dan kapasitas siswa. Semua siswa itu sama. Guru tidak bisa mengistimewakan salah satu atau beberapa siswa yang dinilai cerdas. Pada dasarnya semua siswa memiliki kemampuan yang sama, hanya saja guru harus mampu menggali kemampuan siswa yang belum terlihat yang membuat siswa terkesan kurang cerdas. Nah... di sini keikhlasan seorang pendidik dan peserta didik harus selalu di kembangkan. Artinya, dalam melakukan kegiatan pembelajaran baik guru maupun siswa harus ikhlas dalam memberikan bimbingan dan menerima bimbingan. Dengan keikhlasan maka kegiatan pembelajaran akan mencapai tujuan yang telah ditentukan atau disepakati dalam suatu instansi lembaga. 

Refleksi ;RITUAL IKHLAS 1

“IKHLAS”, satu kata yang sederhana namun memiliki makna yang luar biasa. Seberapa tinggi derajat kita, seberapa besar apa yg kita punya, seberapa kuat kemampuan yang kita miliki, seberapa jeniusnya kita, tanpa adanya keikhlasan itu tidak akan berarti apa-apa. Melakukan kegiatan apapun harus dilandasi dengan keikhlasan agar mendapat hasil yang memuaskan dan menyenangkan bagi pihak manapun. Sesederhana itu untuk dapat hidup dengan baik, namun hal itu sulit untuk dilakukan. Sebagai seorang pendidik tentunya kita harus terus ikhlas dalam mendidik. Tugas seorang pendidik juga tidak hanya menyampaikan materi dan tidak peduli apakah siswa tersebut mengerti atau tidak. Tidak demikian, seorang pendidik juga harus memperhatikan kebutuhan siswanya, permasalahan yang dihadapi siswanya, dan menganggap seolah-olah siswa tersebut adalah tanggung jawab penuhnya. Hal tersebut sebaiknya dilakukan dengan keikhlasan. Sebagai seorang calon pendidik juga perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan ikhlas termasuk dari segi spiritual. 

Refleksi : Elegi Bagaimana Matematikawan Mengusir Setan?


Matematika yang dirasa sulit seperti halnya setan yang terlihat menyeramkan, namun sebenarnya jika kita menggunakan logika kita maka matematika itu akan mudah kita pamahi dan pelajari. Semua benda yang ada di sekitar kita dapat kita jabarkan dengan cara matematika. Dengan matematika benda-benda tersebut dapat dijumlahkan, dikurangkan, dibagi dan dikali. Keempat cara itu merupakan pokok pengoperasian dalam matematika. Tidak hanya itu, benda-benda matematika juga dapat direfleksikan, dipangkatkan, diturunkan, dan masih banyak lagi. Benda tersebut juga dapat dihitung luas, volum dan kelilingnya, dihitung panjang dan jumlah sisi-sisinya. Matematika memiliki beberapa bilangan diantaranya bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan berpangkat, bilangan bulat, bilangan positif-negatif, bilangan imaginer, dll. Cakupan matematika sangat luas dan ada di lingkungan sekitar kita. Jadi untuk memahami matematika kita harus benar-benar mampu menggunakan logika kita dengan baik. Sebagai seorang guru juga harus menggunakan matematika kongkrit yang ada disekitar anak didik agar mudah dimengerti dan dipahami. 

Refleksi : Video Pembelajaran Matematika SD kelas 4 di Jepang


Lagi-lagi Bapak Marsigit memberikan wawasan ilmu tentang sistem pembelajaran dari negara Jepang melalui video pembelajaran matematika SD kelas 4 di Jepang. Secara keseluruhan isi dalam video ini hampir sama dengan video yang pertama, yaitu menampilkan pembelajaran dengan cara diskusi kelompok dan dilanjutkan dengan presentasi. Sistem pembelajaran Matematika di Jepang memang sudah lebih maju dari Indonesia.
            Seperti biasa sebelum melakukan diskusi, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu. Apersepsi dirasa penting agar siswa merasa siap dalam mempelajari materi yang akan diajarkan. Sistem pembelajaran dalam video ini juga menggunakan 2 guru atau team teaching. Namun sedikit berbeda dengan video pertama, guru yang satu lebih dominan sedangkan guru yang lainnya hanya mengawasi di belakang. Materi kali ini yaitu menghitung luas bagian yang diarsir pada bangun datar. Guru telah memberikan gambar segiempat sembarang yang terkemas dalam LKS. Siswa berdiskusi kelompok untuk membuat pola-pola bagian yang diarsisr dan mampu menentukan luas bagian tersebut. Dalam diskusi kelompok guru juga memberikan pengarahan. Hasil dari setiap kelompok pun berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Setelah diskusi selesai perwakilan dari kelompok tampil didepan untuk presentasi. Pembelajaran yang ada dalam tanyangan video ini saya rasa masih belum baik. Karena peran guru disini masih sangat dominan, siswa kurang aktif dalam berpendapat dan guru masih memberikan penjelasan yang mendetail. Berbeda dengan video pertama, guru hanya sebagai fasilisator saja.
Agar siswa terlatih untuk dapat berperan dalam pembelajaran maka sebaiknya guru tidak terlalu dominan dalam mengambil kesimpulan pembelajaran. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil kesimpulan secara bersama-sama dan guru sebagai pengarah. Dengan demikian siswa lebih mengerti hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
           

2013-03-20

Refleksi: Mathematics and Language 5

Matematika murni dan pendidikan matematika memiliki akar yang sama yaitu matematika. Keduanya sama-sama mempelajari ilmu matematika. Namun keduanya juga memiliki perbedaan sesuai dengan fungsinya. Matematika murni lebih menitik beratkan pada ilmu mutlak yang bersifat analitik. sedangkan pendidikan matematika merupakan ilmu yang mempelajari pola hubungan dengan lingkungan dan pemecahan masalah. Pendidikan matematika biasanya dipakai untuk mendidik siswa dalam memberi pelajaran di sekolah. Jika matematika murni ilmunya lebih mutlak, berbeda dengan pendidikan matematika yang memiliki 2 komponen pengalaman dan logika atau disebut sintetik a posteriori. Dalam pendidikan matematika keduanya harus saling berhubungan dan seimbang sehingga mengahasilkan bahan ajar yang dapat digunakan untuk mendidik siswa dengan baik.

Refleksi pertemuan ke 5: Matematika Dekat dengan Kita


Pembelajaran inovatif, hal itu yang selalu ditekankan oleh Bapak Marsigit di setiap mata kuliah matematika berlangsung. Pada pertemuan ke-5 tanggal 14 maret 2013 kemarin, Beliau memaparkan peneliatiannya tentang pembelajaran inovatif di negara Australia dan Jepang. Memang jelas terlihat sistem pembelajaran disana lebih maju dari Indonesia.
Semua yang ada dalam kehidupan memiliki tingkatan masing-masing, begitu pula matematika. Tingkatan dalam matematika yaitu konkret material, konkret formal, normatif dan yang paling tinggi spiritual. Spiritual ditempatkan pada tingkatan yang paling tinggi karena apapun agama maupun pekerjaannya harus memiliki nilai ibadah. Tanpa adanya nilai spiritual atau ibadah tersebut, maka tidak ada landasan yang dipakai atau acuan yang akan dituju sebagai tujuan tertinggi. Tanpa adanya tujuan, motivasi untuk menjadi lebih baik dan berkembang tidak ada pula. Sehingga kehidupan akan terasa datar, dan mengalami stucknasi.
Pengembangan pola pikir tersebut juga perlu disaring. Maksudnya tidak semua ilmu yang ada itu dapat mengembangkan pola pikir seseorang ke arah yang lebih baik. Dalam matematika, saringan pola pikirnya menggunakan saringan geometris. Sehingga menghasilkan dua bentuk lingkaran dan garis lurus. Kedua bentuk itu saling berkaitan. Lingkaran jika ditarik garis lurus akan membentuk spiral. Setiap titik spiral terdapat 3 macam komponen yaitu mendetail, membesar, dan spesifik. Hal itu dapat mengibaratkan hakikat hidup. Spiral tersebut merupakan  jejak bumi mengelilingi matahari. Bumi tidak pernah menempati tempat yang sama. Begitu pula dengan pembelajaran matematika harus terus mengalami perubahan atau inovasi-inovasi baru. Metode tersebut juga dapat diterapkan dalam kehidupan. Metode itu disebut metode hermenitika, yaitu menerjemahkan dan diterjemahkan. Maksudnya, untuk dapat mengerti apa yang menjadi kebutuhan siswa dan situasi serta kondisi saat itu, guru perlu menerjemahkan siswa, siswa menerjemahkan matematika apapun bentuk matematikanya.
Pembelajaran yang inovatif juga memerlukan inisiatif dan kreatifitas. Matematika dapat pula diibaratkan sebagai gunung berapi. Untuk mencapai puncak gunung, dibutuhkan banyak cara untuk mendaki dunung tersebut. Tidak bisa hanya dengan satu cara, misal dengan melompat begitu saja dapat mencapai puncak, pasti sangat sulit. Namun jika yang mendaki itu adalah orang yang sudah dewasa atau berpengalaman sudah pernah mencapai puncak gunung tersebut pasti akan lebih mudah mendaki kembali. Orang dewasa dalam hal ini guru yang tau sopan santun itu pasti turun ke bawah untuk menjemput siswa-siswa SD. Sehingga siswa tau bagaimana cara-cara untuk mencapai titik puncak gunung dari orang yang telah berpengalaman dan tau situasi dan kondisi gunung tersebut. Gunung berapi pasti mengeluarkan material-material yang dapat dimanfaatkan. Material tersebut harus diolah, dipilih, dan mengalami penambahan kandungan agar lebih bermanfaat. Begitu pula matematika murni, harus diolah agar dapat diterima dengan baik oleh siswa SD. Untuk siswa SD menggunakan matematika konkret atau lebih tinggi tingkatannya yaitu model konkret.
Siswa akan lebih mudah mempelajari matematika jika guru memberikan perkenalan awal materi kepada siswa. Sehingga siswa dapat menyiapkan mental maupun fisik untuk memulai belajar matematika. Siswa yang tidak siap belajar matematika akan mengalami gejolak yang dapat membuat stres siswa tersebut. Guru sebaiknya juga membuat simulasi mengajar dengan benda-benda konkret di lingkungan sekitar. Dimulai dari dunia nyata, pembentukan skema, kemudian pengembangan pengetahuan, dan yang terakhir format abstrak. Sebagai contoh, simulasi materi pecahan. Dalam dunia nyata menggunakan kue yang dibagi bagi yang kemudian dikembangkan hingga ke format abstrak.
Banyak benda-benda di sekitar kita yang berhubungan dengan matematika. Jadi untuk memaksimalkan pembelajaran matematika, seorang guru harus pintar-pintar dalam mengolah benda-benda konkret di sekitar sebagai sumber pembelajaran matematika. Sehingga pembelajaran matematika akan mudah dimengerti oleh siswa-siswa SD.

Refleksi : Video Pembelajaran Matematika SD kelas 2 di Jepang


Hanifah Mustikasari
12108244063
PGSD 2012 / 2F
            Sistem pembelajaran Matematika di Jepang memang sudah lebih maju dari Indonesia. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penayangan video proses pembelajaran matematika SD kelas 2 di Jepang pada perkuliahan PGSD kelas 2F tanggal 7 maret 2013. Dalam video tersebut terlihat bahwa pembelajaran matematika di Jepang memang sangat terkonsep, inovatif dan siswanya pun sangat aktif.
            Metode pembelajaran inovatif bermacam-macam, salah satunya adalah metode diskusi. Di Jepang telah menerapkan metode tersebut pada anak SD kelas 2. Dengan dibantu 2 orang guru (team teaching), siswa belajar materi perkalian. Guru pertama bertugas pembuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), guru yang lain memberikan pengarahan di depan kelas tentang materi yang akan didiskusikan. Guru menggunakan media pembelajaran atau LKS berupa tabel angka. Sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan apersepsi, kemudian memberikan pengarahan tentang materi yang akan dipelajari. Setelah pengarahan, siswa mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa disini adalah menemukan pola-pola perkaliannya sendiri sesuai hasil diskusi mereka. Ternyata, kelompok satu dengan yang lain memiliki hasil yang berbeda-beda. Dalam diskusi ini, guru mengawasi dan memfasilitasi siswa jika ada siswa yang mengalami kesuliatan maupun meminta pendapat atas hasil yang telah didiskusikan. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan atau menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Sementara itu kelompok lain menaggapi atau mengajukan pertanyaan pada kelompok yang sedang memaparkan hasil diskusinya. Dengan sistem seperti ini, siswa telah berlatih mengutarakan pendapat atau bahkan beradu argument. Siswa yang baru kelas 2 SD sudah mampu mengutarakan pendapatnya dan mempertanggungjawabkan pendapatnya tersebut. Jelas berbeda dengan yang di Indonesia.
            Untuk itu, tidak ada salahnya kita mengadopsi sistem pembelajaran yang ada di Jepang agar generasi muda di Indonesia terlatih untuk lebih kritis dan berani mempertanggungjawabkan pendapatnya. Namun, kita juga harus menyesuaikan kapasitas siswa di Indonesia. Tidak langsung sama sistemnya dengan yang ada di Jepang. Dengan membiarkan siswa memperoleh ilmunya sendiri, maka pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih terekam dalam ingatannya. 

Refleksi: News Update: Koalisi Pendidikan Menolak Kurikulum 2013 Tolak Perubahan Kurikulum Pendidikan


Setiap perubahan pasti menimbulkan kontroversi antara yang pro dengan yang kontra. Menurut saya, Pemerintah memang perlu melakukan riset lebih lanjut tentang perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013. Karena dampak dari perubahan ini tidak hanya satu intansi namun seluruh pihak di dalam dunia pendidikan. Jika perubahan kurikulum tersebut gagal maka akan sangat berpengaruh dengan perkembangan negara.
Usaha pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia memang tidak salah. Namun akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan pendidik, dalam hal ini guru. Pelatihan untuk guru sangat dibutuhkan untuk mencetak guru yang profesional, kreatif, dan inovatif. Untuk itu pemerintah harus lebih mempertimbangkan dan mematangkan kembali kebijakan barunya tersebut.

Refleksi: Mathematics and Language 7

Semua pengetahuan dan cara untuk membuat pembelajaran yang inovatif tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Untuk berkomunikasi yang baik butuh pengalaman berbicara di depan umum, pengalaman di berbagai forum. Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswa tentu akan dapat menyesuaikan gaya bahasa maupun gaya bicaranya. Sehingga siswa mampu menangkap pembelajaran dengan baik. Jelas terlihat bahwa peran komunikasi sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Guru juga harus pandai membaca situasi, jangan sampai dalam berkomunikasi guru terkesan dominan. Itu akan membuat siswa menjadi pasif. Oleh karena itu sebaiknya guru berkomunikasi dengan santai namun tetap sopan agar tercipta suasanan yang nyaman dan menyenangkan.

2013-03-12

refleksi (3) : Kunci Sukses Pembelajaran Metemetika ada pada Guru


Mencapai proses pembelajaran matematika yang sesuai dengan harapan guru maupun siswa tentu tidak mudah. Pembelajaran tersebut menuntut guru lebih inovatif. Guru harus dapat berpikir induksi dan deduksi secara bergantian sesuai dengan materi pembelajaran. Induksi merupakan proses berfikir didalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau peristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum. Deduksi merupakan proses pemikiran didalam akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berfikir dari hal ynag bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Perbedaan dari kedua penalaran tersebut adalah penalaran deduksi memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induksi menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Kedua penalaran tersebut sama-sama penting, namun tidak dapat digunakan secara bersama-sama, sehingga guru harus mampu menempatkan cara pikir yang sesuai dengan induksi atau deduksi secara bergantian.
Pembelajaran inovatif harus memiliki indikator inovatif itu seperti apa. Metode-metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran inovatif tersebut. Sehingga jika ada masalah yang dapat menghambat pembelajaran matematika pasti datangnya dari guru. Penggunaan metode yang salah pasti akan mempengaruhi proses pembelajaran. Metode yang digunakan pun harus bervariasi, yaitu dengan menggabungkan metode diskusi, latihan, praktek kerja, refleksi dll. Metode-metode tersebut memiliki kriteria agar memperoleh hasil yang tepat sasaran. Seperti halnya metode diskusi, guru sebaiknya membuat kriteria atau acuan agar proses diskusi tidak menyimpang jauh dengan materi ajar. Saat ini banyak guru yang mengaku sudah menggunakan metode diskusi dengan baik. Namun semua guru yang mengaku menggunakan metode diskusi tidak satupun menggunakan metode sesuai kriteria atau acuan yang ada. Ketika siswa berdiskusi sebaiknya guru memberi kesempatan untuk membiarkan siswa bertukar pendapat dengan kelompoknya. Itu juga merupakan tindakan sopan santun terhadap anak didik, sehingga siswa merasa dihargai keberadaannya. Untuk membantu menginovasikan pembelajaran tersebut, membaca berbagai variasi buku dan mencari refrensi sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu dalam menunjang proses pembelajaran.
Pembelajaran inovatif juga memerlukan adanya intuisi. Intuisi itu merupakan pemahaman atau pengetahuan  yang tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa didefinisikan baik kapan mulai dan seperti apa, jelas begitu saja melalui komunikasi material. Baik seorang anak maupun orang tua memiliki intuisi. Intuisi milik semua kalangan yang harus dikembangkan. Intuisi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang inovatif, yaitu dapat mempercepat, efisien, produktif, dan menyenangkan. Ada bebrapa macam intuisi, yaitu intuisi ruang, intuisi waktu, intuisi jarak, intuisi kebendaan dan intuisi kedalaman. Bingung adalah salah satu contoh kehilangan intuisi ruang. Intuisi diperoleh dari pergaulan melalui interaksi dengan lingkungan, keluarga, benda dll. Intuisi terdapat dalam hati, pikiran, ucapan dan tindakan. Dengan intuisi hati maupun pikiran yang baik maka akan menghasilkan ucapan maupun tindakan yang baik pula. Namun yang memprihatikan, saat ini banyak guru yang merampas intuisi siswa dengan royal, dengan menghambur-hamburkan definisi matematika. Contoh kongkrit dalam matematika sudah merupakan intuisi bagi siswa sekolah dasar. Untuk itu, guru sebaiknya menggunakan contoh-contoh kongkrit yang ada di lingkungan sekitar sehingga mudah diterima siswa. Siswa juga diajarkan untuk mandiri. Maksudnya belajar dengan cara sendiri, pengetahuan yang diperoleh sesuai apa yang diserap, sehingga memiliki gagasan sendiri dalam materi yang dipelajarinya tersebut.
Selain menjadi seorang guru bagi anak-anak didiknya, guru juga harus berperan penting dalam dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat. ilmu yang telah diperoleh akan lebih bermanfaat jika dapat dibagi dengan orang lain. Seperti halnya mengikuti seminar atau semacamnya. Guru yang dapat mengabdikan diri untuk pendidikan tentunya akan dapat dihargai pula oleh siswanya.
Semua pengetahuan dan cara untuk membuat pembelajaran yang inovatif tersebut tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Untuk berkomunikasi yang baik butuh pengalaman berbicara di depan umum, pengalaman di berbagai forum. Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswa tentu akan dapat menyesuaikan gaya bahasa maupun gaya bicaranya. Sehingga siswa mampu menangkap pembelajaran dengan baik.
Setelah dapat menerapkan sistem pembelajaran yang inovatif dengan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berkomunikasi dengan baik, guru dapat menjadi guru yang hakiki sehingga siswanya pun hakiki. Tidak hanya guru yang sebagai pegawai negeri saja yang hanya mengikuti kebijakan pemerintah, namun juga dapat menjadi guru yang dapat membuat perubahan di dunia pendidikan. Dari itu saya menyimpulkan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik itu penting. “change your mind, then change it again, because nothing is permanent”. Terus berinovasi untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi dan menjadi guru yang hakiki untuk siswa yang hakiki.

2013-03-05

refleksi: Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?


Kurikulum merupakan program yang direncanakan, diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat di katakan bahwa kurikulum merupakan program pendidikan bukan program pengajaran. Itulah kurikulum yang berlaku di Indonesia. Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah sehingga guru dan peserta didik hanya menjalankan kurikulum yang ada. Berbeda haalnya dengan kurikulum di London yang melibatkan siswa dalam membuat kurikulum. Hal itu memang terdengar aneh, bagaimana bisa seorang siswa apalagi siswa SD mampu ikut serta dalam membuat kurikulum? Namun hal itu mungkin terjadi di London, seperti observasi yang dilakukan bapak marsigit. Karena mereka menganggap kurikulum seperti RPP. Jadi apa yang menjadi kebutuhan siswa maka itu yang akan digunakan untuk pengembangan kurikulum.
Jika Indonesia belum bisa mengadopsi sistem pendidikan yang ada di London, maka sebagai seorang guru harus memiliki inisiatif inovasi mengajar sesuai kebutuhan anak didiknya. Anak didik adalah subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran. Perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap materi ajar juga menuntut guru harus pintar-pintar membuat LKS yang beragam pula. 

resource: